Minggu, 28 Februari 2010

my dreams

Pertumbuhan ekonomi itu bertahap meliputi periode yang sangat panjang, karena itu kita takkan membicarakan proses

perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dan radikal tetapi proses panjang. Proses ini berkaitan erat dengan indifidu kretif

yang menciptakan sejenis hubungan sosial khusus sepanjang waktu.

Perubahan sosial takkan terjadi tanpa perubahan dalam kepribadian. Hagen mengatakan bahwa kita dapat melukiskan

kepribadiaan dari sudut kebutuhan, nilai-nilai dan unsur kognitif pandangan duniawi bersama-sama dengan tingkatan

intelejensia dan energi. Jika kita dapat mengidentifikasi jenis-jenis kebutuhan, nilai-nilai dan kesadaran (cognition) yang

menandai seorang indifidu dan menggabungkan dengan pengetahuan tentang tingkat kecerdasan dan energinya maka

kita takkan ragu lagi mengenai bagaimana ia akan bertindak dalam suatu situasi tertentu.

Kebutuhan menjadi satu dimensi penting dari kepribadian. Kebutuhan dapat digolongkan menurut kebutuhan itu

digerakan, agresif, pasif atau dipelihara. Kebutuhan yang digerakan termasuk kebutuhan untuk berprestasi, untuk

mencapai otonomi dan untuk memelihara tatanan. Kebutuhan agresif ditujukan oleh kebutuhan untuk menyerang,

kebutuhan untuk menghasilkan oposisi dan kebutuhan untuk mengungguli. Kebutuhan pasif mencakup kebutuhan untuk

bergantung, berafiliasi dan untuk dibimbing oleh orang lain. Kebutuhan untuk dipelihara termasuk kebutuhan baik untuk

memberi maupun menerima sesuatu sebagai sokongan, perlindungan dan belas kasihan orang lain.

Dengan menggunakan kebutuhan sebagai satu dimensi penting dari kepribadian, kita dapat membedakan kepribadian

antara kepribadian inovatif dan kepribadian otoriter. Diantara kedua jenis kepribadian itu terdapat perbedaan penting

dalam segi kebutuhan, nilai-nilai dan kesadaran.

Kepribadian inovatif membayangkan lingkungan sosialnya mempunyai tatanan logis yang dapat dipahaminya.

Selanjutnya ia yakin bahwa lingkungan sosialnya menilai dirinya; namun penilain itu dipandang didasarkan atas prestasi

dirinya, yang menyebabkan dirinya sangat menginginkan prestasi itu. Karena kepribadian inofatif mempunyai kebutuhan

yang sangat besar untuk memelihara dan untuk meyakini nilai-nilainya sendiri, maka ia terdorong untuk berprestasi.

Ciri-ciri kepribadian inovatif antara lain adalah: kebutuhan sangat besar terhadap otonomi dan keteraturan, pemahaman

sendiri yang memungkinkannya tegas terhadap orang lain, kebutuhan yang sangat besar untuk memelihara dan

memikirkan kesejahteraan orang lain maupun kesejahteran dirinya sendiri.

Kualitas kepribadian di atas tidak hanya sesuai dengan kepribadian inovatif untuk pekerjaaan pembangunan ekonomi,

tetapi lebih mencerminkan kontras yang sebenarnya dengan kepribadian otoriter.

Kepribadian otoriter membayangkan lingkungan sosialnya kurang teratur dibandingkan dengan dirinya sendiri. Ia tak

yakin bahwa ia dinilai oleh lingkungan sosialnya. Ia membayangkan kekuasaan lebih sebagai fungsi dari posisi yang di

duduki seseorang ketimbang sebagai fungsi prestasi yang dicapai seseorang. Dalam kepribadian otoriter, pandangan

kognitifnya mengenai diniawi, membangkitkan kemarahan sangat besar yang harus ditahan.

Karena itu, terdapat kebutuhan sangat besar untuk menundukan, kurangnya kebutuhan untuk memelihara dan

kurangnya kebutuhan untuk berotonomi maupun untuk berprestasi, tidak dapat memberikan bobot yang sama antara

berbuat untuk kesejahteraan orang lain dan berbuat untuk kesejahteran diri sendiri.

Kepribadian inovatif menurut difinisi termasuk ke dalam prilaku kreatif. Setidak-tidaknya kepribadian inovatif memiliki

kualitas yang dapat membantu prilaku kretif. Menurut hagen salah satu alasan mengapa indifidu tradisional tidak

memiliki sifat inofatif adalah karena ia membayangkan dunia sebagai tempat yang kacau ketimbang sebagai tempat

yang teratur yang dapat dianalisis dan memberikan tanggapan atas prakarsanya. Karena itu dapat diperkirakan bahwa

setiap masyarakat yang mengalami kemacetan ekonomi, dirembesi oleh kepribadian otoriter.

Faktor yang memaksa kelompok tertentu menghancurkan ikatan tradisi dan kekuasaan yang kuat Hagen

menyimpulkan menurut 5 hukum, sebagai berikut:

1.“ Hukum penundukan kelompok”, yang menempatkan dorongan untuk berubah bagi kelompok yang

membayangkan dirinya ditundukan.

2.“ Hukum penolakan nilai-nilai” yang menyatakan bahwa kelompok yang ditundukan, akan membuang

nilai-nilai kelompok yang menundukannya.

3.“Hukum rintangan sosial”, yang menyisihkaan hukum no. 2 dengan menunjukan bahwa kelompok yang

ditundukan akan membuang nilai-nilai dominan dan hanya akan melakukan tindakan menyimpang dari cara-cara

tradisional untuk mencapai kemajuan yang dirintangi.

4.“Hukum perlindungan kelompok” individu melakukan tindakan baru untuk mendapatkan dukungan sosial

dari kelompok yang ditundukan.

5.“Hukum kepemimpinan yang tidak memihak” (non-alien) yang menegasakan bahwa pertumbuhan

ekonomi takkan terjadi di seluruh masyarakat kecuali bila kelompok yang menyimpang yang telah memulai proses

perubahan, diterima dan diikuti.



Kepribadian Yang Mengarah Kepada Prestasi: David C. Mc Clelland

Mc Clelland terutama tertarik pada sejanis perubahan khusus, yakni perkembangan ekonomi. www.sttcipanas.ac.id