Pertumbuhan ekonomi itu bertahap meliputi periode yang sangat panjang, karena itu kita takkan membicarakan proses
perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dan radikal tetapi proses panjang. Proses ini berkaitan erat dengan indifidu kretif
yang menciptakan sejenis hubungan sosial khusus sepanjang waktu.
Perubahan sosial takkan terjadi tanpa perubahan dalam kepribadian. Hagen mengatakan bahwa kita dapat melukiskan
kepribadiaan dari sudut kebutuhan, nilai-nilai dan unsur kognitif pandangan duniawi bersama-sama dengan tingkatan
intelejensia dan energi. Jika kita dapat mengidentifikasi jenis-jenis kebutuhan, nilai-nilai dan kesadaran (cognition) yang
menandai seorang indifidu dan menggabungkan dengan pengetahuan tentang tingkat kecerdasan dan energinya maka
kita takkan ragu lagi mengenai bagaimana ia akan bertindak dalam suatu situasi tertentu.
Kebutuhan menjadi satu dimensi penting dari kepribadian. Kebutuhan dapat digolongkan menurut kebutuhan itu
digerakan, agresif, pasif atau dipelihara. Kebutuhan yang digerakan termasuk kebutuhan untuk berprestasi, untuk
mencapai otonomi dan untuk memelihara tatanan. Kebutuhan agresif ditujukan oleh kebutuhan untuk menyerang,
kebutuhan untuk menghasilkan oposisi dan kebutuhan untuk mengungguli. Kebutuhan pasif mencakup kebutuhan untuk
bergantung, berafiliasi dan untuk dibimbing oleh orang lain. Kebutuhan untuk dipelihara termasuk kebutuhan baik untuk
memberi maupun menerima sesuatu sebagai sokongan, perlindungan dan belas kasihan orang lain.
Dengan menggunakan kebutuhan sebagai satu dimensi penting dari kepribadian, kita dapat membedakan kepribadian
antara kepribadian inovatif dan kepribadian otoriter. Diantara kedua jenis kepribadian itu terdapat perbedaan penting
dalam segi kebutuhan, nilai-nilai dan kesadaran.
Kepribadian inovatif membayangkan lingkungan sosialnya mempunyai tatanan logis yang dapat dipahaminya.
Selanjutnya ia yakin bahwa lingkungan sosialnya menilai dirinya; namun penilain itu dipandang didasarkan atas prestasi
dirinya, yang menyebabkan dirinya sangat menginginkan prestasi itu. Karena kepribadian inofatif mempunyai kebutuhan
yang sangat besar untuk memelihara dan untuk meyakini nilai-nilainya sendiri, maka ia terdorong untuk berprestasi.
Ciri-ciri kepribadian inovatif antara lain adalah: kebutuhan sangat besar terhadap otonomi dan keteraturan, pemahaman
sendiri yang memungkinkannya tegas terhadap orang lain, kebutuhan yang sangat besar untuk memelihara dan
memikirkan kesejahteraan orang lain maupun kesejahteran dirinya sendiri.
Kualitas kepribadian di atas tidak hanya sesuai dengan kepribadian inovatif untuk pekerjaaan pembangunan ekonomi,
tetapi lebih mencerminkan kontras yang sebenarnya dengan kepribadian otoriter.
Kepribadian otoriter membayangkan lingkungan sosialnya kurang teratur dibandingkan dengan dirinya sendiri. Ia tak
yakin bahwa ia dinilai oleh lingkungan sosialnya. Ia membayangkan kekuasaan lebih sebagai fungsi dari posisi yang di
duduki seseorang ketimbang sebagai fungsi prestasi yang dicapai seseorang. Dalam kepribadian otoriter, pandangan
kognitifnya mengenai diniawi, membangkitkan kemarahan sangat besar yang harus ditahan.
Karena itu, terdapat kebutuhan sangat besar untuk menundukan, kurangnya kebutuhan untuk memelihara dan
kurangnya kebutuhan untuk berotonomi maupun untuk berprestasi, tidak dapat memberikan bobot yang sama antara
berbuat untuk kesejahteraan orang lain dan berbuat untuk kesejahteran diri sendiri.
Kepribadian inovatif menurut difinisi termasuk ke dalam prilaku kreatif. Setidak-tidaknya kepribadian inovatif memiliki
kualitas yang dapat membantu prilaku kretif. Menurut hagen salah satu alasan mengapa indifidu tradisional tidak
memiliki sifat inofatif adalah karena ia membayangkan dunia sebagai tempat yang kacau ketimbang sebagai tempat
yang teratur yang dapat dianalisis dan memberikan tanggapan atas prakarsanya. Karena itu dapat diperkirakan bahwa
setiap masyarakat yang mengalami kemacetan ekonomi, dirembesi oleh kepribadian otoriter.
Faktor yang memaksa kelompok tertentu menghancurkan ikatan tradisi dan kekuasaan yang kuat Hagen
menyimpulkan menurut 5 hukum, sebagai berikut:
1.“ Hukum penundukan kelompok”, yang menempatkan dorongan untuk berubah bagi kelompok yang
membayangkan dirinya ditundukan.
2.“ Hukum penolakan nilai-nilai” yang menyatakan bahwa kelompok yang ditundukan, akan membuang
nilai-nilai kelompok yang menundukannya.
3.“Hukum rintangan sosial”, yang menyisihkaan hukum no. 2 dengan menunjukan bahwa kelompok yang
ditundukan akan membuang nilai-nilai dominan dan hanya akan melakukan tindakan menyimpang dari cara-cara
tradisional untuk mencapai kemajuan yang dirintangi.
4.“Hukum perlindungan kelompok” individu melakukan tindakan baru untuk mendapatkan dukungan sosial
dari kelompok yang ditundukan.
5.“Hukum kepemimpinan yang tidak memihak” (non-alien) yang menegasakan bahwa pertumbuhan
ekonomi takkan terjadi di seluruh masyarakat kecuali bila kelompok yang menyimpang yang telah memulai proses
perubahan, diterima dan diikuti.
Kepribadian Yang Mengarah Kepada Prestasi: David C. Mc Clelland
Mc Clelland terutama tertarik pada sejanis perubahan khusus, yakni perkembangan ekonomi. www.sttcipanas.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar